Sektor Jasa Keuangan Tetap Tumbuh di Tengah Resesi Global

Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga di tengah masih tingginya ketidakpastian perekonomian global.

Sektor jasa keuangan domestik masih mencatatkan perkembangan yang positif dengan pertumbuhan intermediasi yang stabil dan profil risiko lembaga jasa keuangan yang terjaga.

Dikutip dari keterangan resmi OJK, rendahnya tingkat inflasi inti, turunnya volume perdagangan global, dan terkontraksinya business confidence semakin memperkuat keyakinan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara advanced economies (AE).
    Menyikapi hal tersebut, mayoritas bank sentral global mengambil stance yang lebih akomodatif dan diprediksi masih akan berlanjut s.d. akhir tahun ini. Di sisi lain, berlanjutnya penurunan harga komoditas di tengah masih tingginya tensi perang dagang antara AS-Tiongkok menjadi tambahan downside risk  yang meliputi potensi pertumbuhan perekonomian ke depan, termasuk emerging markets (EM).

    OJK menyebut kebijakan AE yang akomodatif kembali mendorong investor nonresiden masuk ke pasar keuangan EM, termasuk Indonesia. Hal ini tampak dari derasnya arus masuk nonresiden pada pasar SBN pekan lalu yang mencatatkan net buy sebesar Rp 16,7 triliun dengan penguatan yield sebesar 8,9 bps mtd.

    Berbeda dengan pasar saham, seiring dengan pelemahan pada mayoritas negara EM, pada 20 September 2019 IHSG mencatatkan pelemahan sebesar 1,5 persen mtd di level 6.231,5 dengan net sell investor nonresiden sebesar Rp 5,4 triliun.

    Namun demikian, selama 2019 IHSG masih tumbuh positif sebesar 0,6 persen, diikuti oleh yield SBN yang turun 76,4 bps. Investor nonresiden pada periode yang sama mencatatkan net buy di pasar saham dan SBN masing-masing sebesar Rp53,9 triliun dan Rp133,0 triliun.

    Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan masih tumbuh positif di bulan Agustus 2019. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 8,59 persen yoy, didorong oleh kredit investasi  yang tetap tumbuh double digit di level 12,72 persen yoy. Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan walau mengalami moderasi tercatat tumbuh di level 4,1 persen yoy.

    Dana Pihak Ketiga Meningkat

    Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan dalam tren meningkat sebesar 7,62 persen yoy, ditopang oleh pertumbuhan deposito sebesar 7,86 persen yoy. Sementara itu, sepanjang Januari s.d. September 2019, asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi berhasil menghimpun premi masing-masing sebesar Rp 120,85 triliun dan Rp 66,86 triliun.

    Sampai dengan 24 September 2019 penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai Rp 125 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 123,2 triliun. Adapun jumlah emiten baru pada periode tersebut sebanyak 36 perusahaan dengan pipeline penawaran sebanyak 47 emiten dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 35,82 triliun.

    Lembaga jasa keuangan mampu menjaga profil risiko pada level yang manageable. Risiko kredit perbankan berada pada level yang rendah, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,60 persen (NPL net: 1,17 persen).

    Sementara itu, rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan stabil di level 2,8 persen (NPF net: 0.55%, Agustus 2019). Risiko nilai tukar perbankan berada pada level yang rendah, dengan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) sebesar 2,11 persen, di bawah ambang batas ketentuan.

    Likuiditas dan permodalan perbankan juga berada pada level yang memadai. Liquidity coverage ratio dan rasio alat likuid/non-core deposit masing-masing sebesar 198,84 persen dan 92,90 persen, jauh di atas threshold. Permodalan lembaga jasa keuangan terjaga  stabil pada level yang tinggi. Capital Adequacy Ratio perbankan perbankan sebesar 23,93 persen. Sejalan dengan itu, Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 323 persen dan 684 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan.

    OJK senantiasa memantau dinamika perkembangan ekonomi global dan berupaya memitigasi dampak kondisi yang unfavourable terhadap kinerja sektor jasa keuangan domestik terutama terkait dengan profil risiko likuiditas dan risiko kredit.  

    OJK juga terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder untuk memitigasi ketidakpastian eksternal yang cukup tinggi, menjaga kontribusi sektor jasa keuangan dalam pembangunan, dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

    Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


    Share:

    Penyederhanaan Cukai Bakal Matikan Industri Kretek Nasional

     Usulan mendorong penyederhanaan (simplifikasi) tarif cukai hasil tembakau kepada pemerintah mendapatkan tanggapan dari peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati.

    Menurut Enny, Indonesia memiliki produk industri hasil tembakau (IHT) yang lebih heterogen. Simplifikasi cukai dan penyesuaian harga jual eceran (HJE) berpotensi menimbulkan hilangnya produk-produk IHT Indonesia yang heterogen tersebut.
    Merujuk data Ditjen Bea Cukai (2019), terjadi penurunan jumlah IHT di Indonesia. Tahun 2007 berjumlah 4.793 IHT, tahun 2017 berjumlah 487 IHT.

    Enny bilang, simplifikasi cukai relevan diterapkan di berbagai negara-negara baik di Amerika dan Eropa dimana mayoritas mengonsumsi produk sigaret putih mesin (SPM). Fakta tersebut berbeda dengan Indonesia yang memiliki keragaman produk IHT.

    "Indonesia memiliki beragam jenis rokok, PMK 156/2018 sudah sangat baik karena mengakomodir keragaman jenis rokok sehingga PMK tersebut layak untuk dipertahankan. Keragaman jenis rokok tadi juga berkaitan dengan serapan tembakau dalam negeri," kata Enny di Jakarta, Kamis (26/09).

    Enny mengatakan, simplifikasi cukai jika dilihat dari historisnya, dari 16 layer lalu terus menerus menurun. Nah, jika saat ini jumlah layer 10, menurut Enny, itu sudah sederhana, tidak perlu disederhanakan lagi.
    Enny juga menyoroti rencana pemerintah menggabungkan golongan sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM). Menurut Enny, itu ibarat Muhammadiyah dan NU.
    "Jadi, (SKM dan SPM) jangan dipaksa digabung," ujarnya.

    Alternatif Kebijakan

    Enny mengusulkan perlunya alternatif kebijakan struktur cukai hasil tembakau yang berkeadilan. Alternatif kebijakan tersebut dengan memerhatikan tiga hal utama. Pertama, tenaga kerja. Untuk golongan sigaret kretek tangan (SKT) yang menyerap tenaga kerja (padat karya), perlu adanya afirmatif kebijakan dan insentif bagi pelaku IHT SKT.
    “SKT mendapatkan cukai hasil tembakau (CHT) lebih rendah daripada SKM maupun SPM. Kemudian, besarnya penyerapan tenaga kerja dapat dimasukkan menyusun struktur CHT,” katanya.

    Kedua, nilai budaya dan kekhasan. Layaknya anggur dan keju yang diberikan perlakuan khusus dalam bisnis negara-negara Eropa, hasil tembakau juga menjadi salah satu nilai budaya Indonesia yang perlu dirawat agar terus terjaga.
    Menurut Enny, kretek adalah rokok yang mengandung cengkeh dan unsur rempah alamiah didalamnya. Kretek merupakan produk hasil racikan tembakau dengan potongan cengkeh, serta tambahan saus. Sedangkan rokok putih hanya mengandung tembakau saja.
    “Racikan seperti inilah yang menjadikan rokok kretek memiliki rasa dan aroma yang berbeda dari jenis sigaret lain,” ujarnya.

    Ketiga, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). TKDN menjadi hal yang wajib dalam mendukung terciptanya produk nasional dan membatasi komponen impor dalam produk yang tercipta. Mengacu Peraturan Menteri Perindustrian No. 16/M-IND/PER/2/2011, format TKDN barang dapat dilihat berdasarkan komponen material langsung (bahan baku), alat kerja, dan tenaga kerja.

    Ditambahkan Enny, dalam TKDN IHT, aspek yang dapat dihitung sebagai bahan baku yaitu hasil tembakau yang diperoleh, mesin yang digunakan dalam memproses dan tenaga kerja yang berperan dalam proses produksi. Meskipun 80 persen perusahaan yang berada dalam IHT memiliki tenaga kerja berasal dari dalam negeri namun komponen bahan baku dan alat kerja masih didominasi oleh impor.
    “TKDN akan mampu mengurangi peningkatan impor tembakau, dan melindungi petani tembakau,” tegasnya.

    Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

    Share:

    PP Presesi Optimistis Capai Kontrak Baru Rp 5,8 Triliun di 2019

     PT PP Presisi (PPRE) optimistis dapat mencapai target perolehan kontrak baru sebesar Rp 5,8 triliun sampai akhir tahun meski situasi politik dalam negeri tak kondusif.
    Seperti diketahui, kondisi ekonomi global yang melambat imbas dari perang dagang serta tertundanya pelaksanaan proyek, sangat berpengaruh terhadap sektor konstruksi.
      Direktur Utama PP Presisi Iswanto Amperawan mengatakan keyakinan dapat mencapai target perolehan kontrak baru Rp 5,8 triliun mengacu pada, pertama, potensial feeding yang akan didapat dari PTPP selaku Entitas Induk sebesar Rp 4,0 triliun hingga Rp 4,7 triliun yang berasal dari proyek jalan tol Semarang-Demak, smelter feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, smelter alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, Pembangkit listrik.

      Kemudian, beberapa bendungan (bendungan Way Apu-Maluku, bendungan Bener- Purworejo, Jawa Tengah, bendungan Tamblang-Bali, serta bendungan Lau Simeme- Deli Serdang, Sumatera Utara). Proyek-proyek tersebut sudah didapatkan oleh PT PP selaku induk usaha dan tinggal menunggu proses feeding kepada PPRE.

      Kedua, PPRE juga sedang giat mengikuti beberapa tender proyek yang berasal dari dana APBN maupun swasta. Proyek yang bersumber dari dana APBN diantaranya pembangunan jalan nasional. Sedangkan tender proyek dari swasta adalah pembangunan jalan dan infrastruktur pertambangan di Kalimantan.

      Ketiga, dalam rangka untuk meningkatkan utilitas peralatan, PPRE juga sedang melakukan proses penjajagan untuk pekerjaan penambangan nickel di Sulawesi Tenggara. Langkah PPRE untuk masuk ke penambangan nickel sejalan dengan tren harga nickel yang sedang tinggi.



      Perolehan Kontrak Baru

      Adapun perolehan kontrak baru hingga Agustus 2019 adalah sebesar Rp 2,7 triliun yang sebagian besar berasal dari proyek Trans Sumatra Toll Road yaitu Indrapura - Kisaran sebesar Rp 1,6 triliun.
      Kemudian, Trans South Road Lot 9-South Java (ruas Balekambang-Kedungsalam) sebesar Rp 175 miliar, Overlay bandara Mingkabau sebesar Rp 75,8 miliar, Patimban port (Cement Deep Mixing) sebesar Rp 115 miliar serta bendungan Manikin sebesar Rp260 miliar.

      "Untuk menunjang proyek-proyek baru yang dikerjakan, hingga Agustus 2019, kami telah merealisasikan capex sebesar Rp 478 miliar atau 43% persen dari anggaran capex sebesar Rp 1,1 triliun, berupa pembelian alat-alat berat”, tutup Iswanto.

      Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

      Share:

      Harga Emas Menguat Usai Turun Tajam

      Harga emas dunia menguat setelah sempat turun hampir 2 persen pada sesi sebelumnya, yang memicu minat beli. Kenaikan harga tetap terjadi di tengah penguatan Dolar Amerika Serikat (AS).
      Melansir laman Reuters,Jumat (27/9/2019), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.507,87 per ounce. Sementara harga emas berjangka menguat 0,2 persen menjadi USD 1.515,20.

      "Kami melihat peningkatan volume dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) untuk memposisikan emas pada aksi jual. Ini menunjukkan bahwa penurunan mendorong pembelian oleh investor," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
      Sebagai bukti sentimen investor dalam emas, kepemilikan SPDR Gold Trust, melonjak menjadi 924,94 ton pada hari Rabu, naik 1,8 persen dari hari sebelumnya.

      Namun, seakan menolak daya tarik emas, Dolar AS menguat menuju puncak tertingginya dalam tiga minggu dipengaruhi ketidakpastian politik di Amerika Serikat.
      Kondisi ini seiring penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump yang mendorong para investor mencari investasi yang aman.

      Komite Intelijen AS merilis versi yang tidak diklasifikasikan dari laporan whistleblower yang menuduh bahwa Trump menggunakan kantornya untuk meminta campur tangan dalam pemilihan presiden 2020 dari negara asing
      Perkembangan baru terkait dengan Ukraina, mendorong indeks saham AS dan yield Treasury turun, mengimbangi sinyal perdagangan positif dari China.

      Harga Logam Lainnya


      Sebelumnya, Beijing mengatakan bersiap untuk membuat kemajuan pembicaraan perdagangan dengan AS pada bulan Oktober.
      "Data ekonomi global yang melemah dan risiko politik harus menjaga stimulus kuat dari Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa dan Bank Rakyat China," ujar Analis Pasar Senior di OANDA, Edward Moya, dalam sebuah catatan.
      Dia menuturkan jika setelah periode konsolidasi berakhir, harga emas bisa mencapai level USD 1.600 per ounce.

      Investasi bisnis AS mengalami kontraksi lebih tajam dari yang diperkirakan sebelumnya pada kuartal kedua dan pertumbuhan laba perusahaan dilaporkan tidak berubah. Ini memberikan bayangan pada ekonomi yang sedang dibuntuti oleh kekhawatiran pasar keuangan akan resesi.
      "Kami terus berpendapat bahwa sinyal pertumbuhan global masih melemah dan pertanyaannya adalah apakah akan masuk ke Amerika Serikat dan mendorong Fed untuk menurunkan suku bunga lebih agresif daripada yang diantisipasi pasar saat ini," kata TD Securities Ghali.
      Emas cenderung dipengaruhi ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, yang mengurangi biaya peluang memegang non-yield bullion.

      Sementara harga logam lainnya, harga perak tergelincir 0,2 persen menjadi USD 17,87 per ounce. Harga platinum naik 1,1 persen menjadi USD 935,23 dan paladium naik 1,7 persen menjadi USD 1.670,54 per ounce.

      Share:

      Pemerintah Siapkan Rp 10 Triliun Antisipasi Defisit APBN 2020

      Kementerian Keuangan menyiapkan dana cadangan atau buffer stock sebesar Rp10 triliun tahun depan. Dana cadangan tersebut rencananya akan dialokasikan untuk mengantisipasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan.
      Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, setiap tahun pemerintah menyediakan anggaran cadangan untuk mengantisipasi setiap perkembangan gejolak ekonomi. Tahun ini pemerintah menganggarkan sekitar Rp8 triliun.

      "Kebijakan itu bisa kapan dipakai untuk mendukung stimulus dan mengendalikan APBN kita. Buffer stock untuk 2019 sekitar Rp7 sampai Rp10 triliun. Jadi nanti melihat risiko yang terjadi," ujarnya dalam media brefing di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (26/9).

      Askolani mengatakan, dana cadangan tidak dipakai secara khusus untuk belanja. Namun lebih kepada mewaspadai tidak tercapainya target-target asumsi ekonomi makro yang telah dirancang dalam RAPBN.

      "Buffer itu karena melesetnya asumsi makro dan target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tapi kemungkinan lebih kecil dari 5,3 persen pada APBN dan bisa lebih rendah ke 5,1 persen. Melesetnya pertumbuhan ekonomi dampaknya ke pajak. Kemungkin kan ada shortfall," jelasnya.


      Syarat Penggunaan Dana Cadangan


      Dampak shortfall tentu akan berdampak pada defisit, untuk mengurangi defsit tersebut maka dapat dikendalikan menggunakan dana cadangan. Apabila capaian defisit tidak jauh dari target maka dana cadangan tidak perlu dikeluarkan.

      "Dampak shortfall akan dampak ke defisit, misalnya akan naik ke 2 persen. Untuk mengendalikan defisit, maka kita akan gunakan dana buffer untuk mengurangi defisit. Kita pakai ini, artinya tidak kita 0-kan. Dominannya untuk itu," tandasnya.

      Defisit APBN Agustus 2019 Capai Rp 199 Triliun

      Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Agustus 2019 sebesar Rp 199,1 triliun. Defisit tersebut karena belanja negara mencapai Rp 2.461,1 triliun, sementara pendapatan hanya sebesar Rp 1.189,3 triliun.

      Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 150,5 triliun. Defisit pada periode hanya sebesar 1,02 persen terhadap PDB, atau jauh lebih rendah dari realisasi Agustus tahun ini.

      "Dengan demikian ada kenaikan defisit yang cukup besar, yaitu 32 persen dari tahun lalu. Angka Rp 199 triliun itu adalah 1,24 persen dari PDB," ujar Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers, di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
      Secara nominal, pendapatan negara hingga akhir Agustus 2019 tercatat mencapai sebesar Rp 1.189,3 triliun atau sudah mencapai 54,9 persen terhadap target pendapatan negara dalam APBN 2019 yang sebesar Rp 2.165,1 triliun.

      Sementara itu, untuk belanja negara pada periode tersebut tercatat sebesar Rp 1.388,3 triliun atau telah mencapai 56,4 persen dari target pendapatan negara dalam APBN 2019, yang sebesar Rp 2.461,1 triliun.

      Dengan catatan itu, maka keseimbangan primer pada Agustus 2019 mengalami kontrkasi sebanyak Rp 26,6 triliun, jauh lebih tinggi dibanding posisi yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat mengalami surplus sebesar Rp 11,7 triliun.
      "Kita lihat oleh karena itu, kondisi global tidak berubah dan konsistensi perlemahannya terus terjadi hingga Agustus 2019," pungkasnya.

      Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


      Share:

      Jelang Musim Tanam, Petani Diminta Gunakan Pupuk Sesuai Dosis

      Menjelang masa musim tanam Oktober-Maret, PT Petrokimia Gresik yang merupakan salah satu anak usaha PT Pupuk Indonesia, mengimbau petani untuk mengikuti dosis atau rekomendasi pemupukan berimbang 5:3:2.

      Sekretaris Perusahaan Petrokimia Gresik Yusuf Wibisono mengatakan, untuk satu hektar (ha) sawah dibutuhkan setidaknya 500 kg pupuk organik Petroganik, 300kg pupuk NPK Phonska, dan 200 kg pupuk Urea. Pemupukan berimbang ini juga menjadi solusi atas pemakaian pupuk yang cenderung berlebihan oleh petani. Sehingga alokasi pupuk bersubsidi yang terbatas dapat lebih efektif dan efisien.

      “Pemupukan berimbang sangat kami rekomendasikan karena sudah teruji mampu meningkatkan hasil panen satu hingga dua ton per hektar. Penggunaan pupuk organik juga dimaksudkan untuk menjaga kesuburan tanah dan mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik, sehingga tercipta pertanian yang berkelanjutan,” ujar Yusuf dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (26/9/2019).
      Yusuf menambahkan, untuk rekomendasi pemupukan secara spesifik, petani diharap bisa mendiskusikannya dengan petugas penyuluh Dinas Pertanian setempat.

      Selain itu, Petrokimia Gresik juga memiliki Mobil Uji Tanah, yaitu sarana untuk menguji tingkat kesuburan tanah. Petani bisa membawa sample tanahnya dan petugas akan meneliti, menganalisa, serta memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat secara lebih spesifik, baik spesifik lokasi maupun komoditi.

      “Mobil ini sudah beroperasi sejak 2015 dan bergerak secara mobile di areanya masing-masing. Saat ini jumlahnya sebanyak 4 unit dengan area meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB dan NTT. Kedepan, jumlah Mobil Uji Tanah akan kami tambah dan perluas wilayah operasionalnya,” jelasnya.

      Tingkatkan Sinergi

      Terpisah, Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana berharap produsen pupuk, distributor, dan seluruh kios resmi meningkatkan sinergi untuk kepentingan petani dan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di seluruh Negeri.

      Wijaya mengingatkan bahwa pihaknya tidak ragu untuk menindak tegas distributor dan penyalur pupuk bersubsidi yang kedapatan melakukan kecurangan. Sebab, pupuk bersubsidi merupakan amanat undang-undang yang harus disalurkan sesuai aturan.

      “Kami tidak segan menindak tegas para distributor dan penyalur pupuk bersubsidi yang tidak menyalurkan dengan jujur. Kami ingatkan juga bahwa setiap tindakan penyelewengan pupuk bersubsidi dapat dijerat hukuman pidana maksimal 5 tahun penjara,” kata Wijaya Laksana.
      Pupuk Indonesia bersama sejumlah pihak terkait seperti Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah dan aparat hukum terus melakukan pengawasan terhadap penyaluran pupuk bersubsidi agar dapat sesuai aturan.

      Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

      Share:

      Harga Emas Antam Tak Bergerak dari Rp 762 Ribu per Gram

      Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam stabil pada posisi Rp 762 ribu per gram, pada perdagangan Jumat (27/9/2019). Harga emas Antam stabil usai sempat anjlok kemarin.
      Demikian pula harga buyback emas Antam pada hari ini tetap di posisi Rp 685 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 685 ribu per gram.

      Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.09 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
      Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.

      Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 7.800.000. Sedangkan untuk ukuran 20 gram dijual Rp 15.170.000.
      Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).


      Rincian Harga

      * Pecahan 0,5 gram Rp 405.500
      * Pecahan 1 gram Rp 762.000
      * Pecahan 2 gram Rp 1.473.000
      * Pecahan 3 gram Rp 2.188.000
      * Pecahan 5 gram Rp 3.630.000
      * Pecahan 10 gram Rp 7.195.000
      * Pecahan 25 gram Rp 17.880.000
      * Pecahan 50 gram Rp 35.685.000
      * Pecahan 100 gram Rp 71.300.000
      * Pecahan 250 gram Rp 178.000.000
      * Pecahan 500 gram Rp 357.300.000
      * Pecahan 1.000 gram Rp 711.600.000.

      Share:

      Investor Tarik Dana Rp 6,5 Triliun dari Indonesia, Gara-gara Demo?

      Demo besar-besaran terhadap penolakan RUU KUHP dan hasil revisi RUU KPK sejak beberapa hari lalu hingga kini terus meluas. Banyak yang menganggap, aksi massa tersebut mematikan kegiatan ekonomi sampai mengendurkan niat investor asing menaruh modalnya di Indonesia.
      Namun, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, ketidakpastian aturan pemerintah ternyata memiliki pengaruh lebih besar terhadap kepercayaan investor asing dibanding gelombang demo yang kini tengah terjadi.

      "Jadi yang salah bukan demonya, dalam artian sebab akibat. Demo ada karena sebabnya pemerintah itu berpolemik terhadap undang-undang yang uji publiknya masih belum sempurna," ujar dia kepada Liputan6.com, Kamis (26/9/2019).

      Bhima mengatakan, investor asing dalam waktu satu bulan terakhir telah menarik sebanyak Rp 6,5 triliun investasinya di bursa saham. Itu dilakukan pada saat masa awal pembahasan beberapa rancangan undang-undang yang dikebut cepat, atau sebelum adanya demo besar yang digelar mahasiswa.
      "Artinya, investor asing melakukan aksi jual. Jadi terjadi capital outflow, itu yang pertama berdampak sekali terhadap perekonomian. Jadi akar masalahnya adalah undang-undangnya yang menyebabkan investor tidak tertarik masuk ke Indonesia, jauh sebelum adanya demo," tegasnya.

      RUU KPK

      Dia juga menyoroti hasil revisi RUU KPK yang banyak menimbulkan ketidakpastian. Menurutnya, itu membuat investor asing melihat upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air menjadi melemah.
      "Padahal investor itu mau masuk ke negara dengan tingkat tata kelola yang lebih bersih, transparansi. Itu kan salah satu indeks daya saing," seru dia.

      Di samping itu, ia tetap menganggap aksi demo yang memblokade jalan utama di ibu kota juga berpengaruh terhadap kegiatan bisnis seperti penyaluran logistik yang terhambat. Tapi menurutnya, itu semua hanyalah reaksi balasan.

      "Jadi ada tambahan biaya bagi para pelaku usaha (logistik), itu pasti dampaknya. Kemudian arus distribusi barang pokok di beberapa daerah, karena ini demonya bukan cuman di Jakarta, pasti akan mempengaruhi juga. Cuman saya enggak menyalahkan demonya, demo itu sebab akibat. Orang marah karena ada sebabnya," tuturnya.


       Presiden Harus Turun Tangan
      Oleh karenanya, ia menyatakan perkara ini harus segera diselesaikan dengan membuat dialog terbuka. Bhima juga mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengambil tindakan, khususnya terkait RUU KPK, jika stabilitas politik dan menarik investasi itu memang jadi tujuan utama pemerintah.
      "Karena ini kan bertolak belakang dengan apa yang dibilang pak Jokowi, memberantas pungli, memberantas koruptor. Tapi nyatanya dengan revisi Undang-Undang KPK ini justru pemberantasan korupsinya mundur ke belakang," tukas dia.


      Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

      Share:

      Recent Posts